Showing posts with label sehat. Show all posts
Showing posts with label sehat. Show all posts

Wednesday, 23 July 2014

ASI Lindungi Anak dari Penyakit Jantung


Peneliti AS mengatakan, bayi yang dilahirkan dengan berat badan rendah dan tidak mendapat ASI untuk waktu lama, kelak cenderung mengalami masalah pada jantung.
Ada hubungan "signifikan" antara berat badan saat lahir, lamanya mendapat ASI dan kadar protein C-reaktif (CRP) pada tubuh yang ditemukan pada 7000 peserta penelitian.
CRP adalah indikasi peradangan pada sampel darah manusia usia remaja. Protein ini diproduksi hati dan kadarnya meningkat jika seseorang menderita peradangan.
"Setiap tambahan sekitar 0,5 kilogram berat badan bayi saat lahir memprediksi kadar CRP lima persen lebih rendah," demikian pernyataan Northwestern University, yang melibatkan penelitinya dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Proceedings of the Royal Society B.
Begitu juga, "Bayi yang memperoleh ASI selama tiga hingga 12 bulan, kadar CRPnya diprediksi 20 hingga 30 persen lebih rendah dibanding bayi yang tidak disusui."
Hasil studi menunjukkan, ASI punya "efek sama atau lebih besar" dengan obat yang mampu mengurangi kadar CRP.
Peradangan kronis telah lama dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular, tapi penyebabnya masih belum diketahui secara jelas.
Penelitian di AS ini dilakukan terhadap peserta berusia 24 hingga 32 tahun dari berbagai kelompok ras dan latar belakang pendidikan yang berbeda. Para ilmuwan juga membandingkan peserta dengan hubungan darah dan pengaruh dari lingkungan ekonomi sosial.
"Hasilnya, ibu yang menyusui bisa mengurangi resiko anaknya terkena penyakit jantung di usia dewasa," ujar Alan Guttmacher, direktur Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development.
Organisasi kesehatan dunia, WHO, berulang kali menegaskan, bahwa pemberian ASI adalah "salah satu cara paling efektif" untuk memastikan kesehatan dan kelangsungan hidup anak. WHO menyarankan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan, namun ini hanya dilakukan oleh kurang dari 40 persen ibu di seluruh dunia.
Source : http://www.dw.de/asi-lindungi-anak-dari-penyakit-jantung/a-17587693

Tuesday, 22 July 2014

Umur Lebih Panjang Berkat Ikan

Hasil penelitian di Amerika Serikat menunjukkan, manusia berusia 65 tahun ke atas yang teratur memakan ikan, akan hidup rata-rata dua tahun lebih lama dibandingkan yang tidak mengkonsumsi makanan laut sama sekali.
Makanan laut seperti ikan sudah diketahui mengandung asam lemak Omega-3. Senyawa ini, biasanya ditemukan pada jenis ikan yang berlemak seperti salem, tongkol, pecak, sarden, dan haring.

Penelitian para ilmuwan Harvard School of Public Health di Amerika Serikat yang dipublikasikan dalam sebuah jurnal kedokteran menyebutkan, ada kaitan antara kadar Omega-3 dengan panjangnya umur seseorang.

Manusia yang memiliki kadar tinggi asam lemak Omega-3, resiko meninggalnya 27 persen lebih rendah. Sementara resiko meninggal karena serangan jantung 35 persen lebih rendah dibandingkan mereka yang memiliki kadar Omega-3 yang lebih rendah. 


Ikan dan Penyakit Jantung

Sebelumnya, penelitian lain memang telah mendemonstrasikan kaitanantara asam lemak Omega-3 dan resiko penyakit jantung. Namun, penelitian di Harvard dilakukan dengan manganalisa data manusia lanjut usia (manula), untuk menegaskan kaitan antara konsumsi ikan dan resiko kematian. 

Para peneliti mengolah data yang dihimpun selama 16 tahun dari 2700 warga AS yang berusia 65 tahun atau lebih tua lagi. Mereka yang menjadi relawan dalam percobaan itu, tidak meminum suplemen minyak ikan untuk mengeliminasi data yang rancu.

Mereka yang kandungan asam lemak Omega-3 dalam darahnya cukup tinggi, memiliki resiko paling rendah untuk meninggal mendadak dan rata-rata hidup 2,2 tahun lebih lama dibandingkan mereka yang hanya memiliki kandungan Omega-3 yang rendah.


Makan Ikan Dua Kali Seminggu

Kelompok asam lemak Omega-3, antara lain adalah asam α-linolenat (ALA), Asam eikosapentaenoat (EPA), dan asam dokosaheksaenoat (DHA). lmuwan Harvard mengidentifikasi DHA sebagai asam lemak yang paling berkaitan dengan rendahnya resiko kematian karena penyakit jantung koroner.

Sementara EPA ada hubungannya dengan rendahnya resiko serangan jantung yang tidak mematikan, dan DPA berasosiasi dengan rendahnya resiko meninggal karena stroke. 

Temuan itu juga tidak berubah, setelah peneliti menyesuaikannya dengan faktor demografi, gaya hidup dan pola makan. "Penemuan kami mendukung pentingnya kadar Omega-3 bagi kesehatan jantung serta pembuluh darah, dan kelak bahkan bisa memperpanjang umur manusia," ujar ketua tim peneliti Dariush Mozaffarian.

"Anda bisa melakukan sesuatu untuk meningkatkan kesehatan dengan memakan ikan berlemak secara moderat, dua kali dalam seminggu."
Source : http://www.dw.de/umur-lebih-panjang-berkat-ikan/a-16714712