Sunday, 20 July 2014

Hepatitis C Tersembunyi dan Berbahaya (II)

Mengobati Hati Yang Rusak
Pakar penyakit hati Stephan vom Dahl mengatakan, "Hati tidak sakit. Hati yang beratnya satu setengah sampai dua kilogram punya jaringan lima kali lipat lebih banyak dari yang diperlukan. Jadi, fungsi hati baru berkurang, jika 60%-70% bagiannya rusak. Semakin cepat Hepatitis C diobati, kesempatannya semakin besar, bahwa penyakit ini tidak jadi kronis, dijelaskan Dahl. "Jika Hepatitis sudah menyebabkan kerusakan hati, pengobatan masih harus tetap dijalankan, karena hati yang sudah rusak, kadang masih dapat kembali sembuh secara mengejutkan."
Pengobatan biasanya diadakan dengan kombinasi dua obat. Ribiverin, yang mencegah virus berkembang biak, dan Interferon yang berasal merupakan protein yang dihasilkan tubuh. Protein antara lain diproduksi darah putih, terutama jika tubuh harus melawan penyebab infeksi.

Penanganan dengan Interferon
Interferon untuk terapi Hepatitis C diproduksi secara bioteknologis, dan disuntikkan ke tubuh pasien. Banyak pasien khawatir akan efek sampingannya. Ada pasien yang memutuskan untuk tidak menggunakannya, karena obat ini menyebabkan simtom influensa, seperti badan yang terasa sakit, sakit kepala serta demam menggigil.
Sejauh ini belum ada vaksitansi yang bisa melindungi orang dari infeksi Hepatitis C, dan dalam waktu singkat vaksinasi semacam itu belum akan ada. Tetapi pakar penyakit hati Stephan vom Dahl yakin, bahwa terapi semakin baik. Ia menjelaskan, "20 tahun lalu, dari sepuluh pasien hanya satu yang bisa disembuhkan. Sekarang dari sepuluh pasien, ada tujuh bisa disembuhkan. Dalam delapan tahun mendatang pasti sembilan dari sepuluh pasien."
sumber : http://www.dw.de/hepatitis-c-tersembunyi-dan-berbahaya/a-17008161-2

No comments:

Post a Comment