Mengobati
Hati Yang Rusak
Pakar
penyakit hati Stephan vom Dahl mengatakan, "Hati tidak sakit. Hati yang
beratnya satu setengah sampai dua kilogram punya jaringan lima kali lipat lebih
banyak dari yang diperlukan. Jadi, fungsi hati baru berkurang, jika 60%-70%
bagiannya rusak. Semakin cepat Hepatitis C diobati, kesempatannya semakin
besar, bahwa penyakit ini tidak jadi kronis, dijelaskan Dahl. "Jika
Hepatitis sudah menyebabkan kerusakan hati, pengobatan masih harus tetap dijalankan,
karena hati yang sudah rusak, kadang masih dapat kembali sembuh secara
mengejutkan."
Pengobatan
biasanya diadakan dengan kombinasi dua obat. Ribiverin, yang mencegah virus
berkembang biak, dan Interferon yang berasal merupakan protein yang dihasilkan
tubuh. Protein antara lain diproduksi darah putih, terutama jika tubuh harus
melawan penyebab infeksi.
Penanganan dengan Interferon
Interferon
untuk terapi Hepatitis C diproduksi secara bioteknologis, dan disuntikkan ke
tubuh pasien. Banyak pasien khawatir akan efek sampingannya. Ada pasien yang
memutuskan untuk tidak menggunakannya, karena obat ini menyebabkan simtom
influensa, seperti badan yang terasa sakit, sakit kepala serta demam menggigil.
Sejauh
ini belum ada vaksitansi yang bisa melindungi orang dari infeksi Hepatitis C,
dan dalam waktu singkat vaksinasi semacam itu belum akan ada. Tetapi pakar
penyakit hati Stephan vom Dahl yakin, bahwa terapi semakin baik. Ia
menjelaskan, "20 tahun lalu, dari sepuluh pasien hanya satu yang bisa
disembuhkan. Sekarang dari sepuluh pasien, ada tujuh bisa disembuhkan. Dalam
delapan tahun mendatang pasti sembilan dari sepuluh pasien."
sumber
: http://www.dw.de/hepatitis-c-tersembunyi-dan-berbahaya/a-17008161-2
No comments:
Post a Comment